Instalasi Pipa Bawah Laut
KL 4220 Pipa Bawah Laut
Instalasi Pipa Bawah Laut
Semenjak ditemukannya
ladang minyak di perairan dangkal di daerah Teluk Meksiko sekitar tahun
1940-an, maka teknologi instalasi pipa di bawah laut mulai berkembang.
Sekarang, dengan ditemukannya banyak ladang minyak dan gas diperairan dalam
membuat metode instalasi pipa bawah laut semakin maju dan berkembang, ada
beberapa metode yang biasa digunakan yaitu:
- · Metode S-lay.
Digunakan untuk instalasi didaerah perairan dangkal/Shallow water dengan
kedalaman sampai dengan 500 ft.
- · Metode J-lay.
Digunakan untuk instalasi didaerah perairan intermediate dengan kedalaman
500 ft sampai dengan 1000 ft.
- · Metode Reel lay (kedalam 1000 ft keatas).
Digunakan untuk instalasi didaerah perairan dalam dengan kedalaman lebih
dari 1000 feet.
Metode lain yang
digunakan untuk instalsi pipa adalah shore pull methode dan tow
method yang bisa dibagi menjadi beberapa jenis yaitu, bottom tow,
off-bottom tow, mid depth tow, dan
surface tow. Metode ini dapat digunakan untuk instalasi pipa pada
daerah aut dangkal ke laut dalam bergantung pada kebutuhan desain.
1. Metode S-lay
Metode yang paling
sering digunakan dalam proses instalasi pipa untuk daerah perairan dangkal
adalah metode S-lay. Dalam metode S-lay, yang sketsa gambarnya dapat
dilihat pada Gambar 1, proses pengelasan pipa dilakukan bagian roller
pada barge, sedangkan keberadaan stinger digunakan untuk membentuk overbend
dan ketika pipa telah menyentuh dasar perairan maka akan membentuk sagbend.
Overbend dan sagbend pada proses ini akan membentuk seperti huruf
“S” sehingga disebut metode S-lay.
Gambar 1 Skema metode instalasi S-lay
(Sumber: https://ajietukangpipa.files.wordpress.com/2012/02/slay1.jpg )
|
2. Metode J-lay
Untuk melakukan
proses instalasi pipa bawah laut untuk perairan dalam digunakan metode J-lay.
Seperti yang terlihat pada sketsa proses J-lay pada Gambar 2, pada
metode J-lay ini tidak terjadi overbend seperti yang terjadi pada metode
S-lay, tidak ada stinger untuk menempatkan pipa dan pipa yang akan dilas
dalam posisi mendekati vertikal yang kemudian akan diturunkan ke laut. Pada
barge J-lay dilengkapi dengan tower
yang
digunakan untuk memposisikan pipa dan tempat penyambungan pipa.
Gambar 2 Skema metode instalasi J-lay
(Sumber: http://pipelinengineer.blogspot.co.id/2015/01/metode-instalasi-pipa-bawah-laut.html ) |
3. Metode Reel lay
Metode reel lay merupakan
metode instalasi pipa dengan cara menggulung pipa panjang pada sebuah gulungan
berukuran raksasa yang kemudian pipa tersebut akan dipasang di dasar laut
seperti pada pemasangan kabel bawah laut. Barge yang digunakan untuk
menginstalasi pipa dilengkapi dengan gulungan (reel) raksasa yang
terdapat dibagian tengah barge, dilengkapi pula dengan adanya chute yang
berfungsi sebagai landasan sebelum pipa diturunkan agar pipa tidak tertekuk
pada saat instalasi. Pipa yang dipakai untuk metode ini tidak diselimuti dengan
beton akan tetapi pipa harus tetap didesain supaya stabil setelah proses
instalasi, hal ini dimaksudkan agar pipa dapat digulung dalam reel. Adapun
selimut yang digunakan untuk melindungi pipa adalah digunakan bahan yang dapat
digulung tanpa mengalami kerusakan seperti seperti jenis bahan epoxy.
Pada proses instalasi dengan metode ini pipa yang akan dipasang dibuat terlebih
dahulu didarat kemudian akan ditarik dan digulung di reel raksasa dalam
barge. Pada saat penggulungan kurvatur pipa harus didesain agar tidak mengalami
buckling yang signifikan, selain itu tekukan pipa yang terjadi harus
lebih kecil dari nilai leleh pipa yang digunakan. Setelah proses penggulungan
kemudian kapal/barge akan bergerak menuju tempat pemasangan pipa, pada lokasi
ini pipa akan ditarik menuju chute yang kemudian di turunkan. Barge
kemudian bergerak menyusuri rute pipa yang telah direncanakan. Setelah semua
pipa terpasang kemudian ujung pipa diberi pelampung untuk disambungkan dengan reel
barge berikutnya. Akan tetapi biasanya satu reel barge mempunyai kapasitas
untuk menginstal seluruh pipa pada satu kali penggulungan. Pada Gambar 3 adalah
sketsa instalasi reel-lay.
Gambar 3 Skema metode instalasi Reel-lay
(Sumber: http://pipelinengineer.blogspot.co.id/2015/01/metode-instalasi-pipa-bawah-laut.html )
|
4. Tow Methods
Secara umum dapat
digambarkan bahwa dalam tow method pipa akan dirakit di darat dengan
masing-masing segmen antara 200-300 meter yang kemudian akan diberi akses
menuju perairan melalui launching ramp atau roller yang dibangun
sepanjang pantai menuju surf zone. Setelah itu segmen pipa yang telah
siap (telah melewati test) ditarik ke laut dengan menggunakan barge/tow
vessel yang berada 1000 meter atau lebih dari pantai. Setelah segmen pipa
pertama ditarik kemudian ujung segmen yang berada di darat akan dilas dengan
segmen berikutnya, sementara barge berpindah maju untuk bersiap menarik
kembali. Hal ini akan dilakukan sampai panjang pipa yang direncanakan. Komponen yang selalu digunakan pada metode ini
adalah sled sebagai pemberat dan buoyancy sebagai pengapung.
- Bottom Tow
Seperti namanya, pada metode ini pipa yang telah dirakit
didarat akan di tarik ke laut sampai dengan lokasi yang ditentukan tanpa
menggunakan pelampung. Panjang pipa pada setiap segmen ditentukan sesuai dengan
kapasitas dari barge penarik yang digunakan. Kapasitas barge penarik harus
lebih besar dengan berat pipa di air ditambah dengan gesekan yang dialami pipa
dengan tanah. Oleh karena itu besarnya koefisien gesek tanah sepanjang jalur
pipa harus diketahui. Dalam perencanaanya, survey rute pernarikan pipa menjadi
hal yang sangat mendasar untuk dilakukan. Rute yang ditentukan sangat
berpengaruh terhadap desain selimut pipa (coating) untuk perhitungan
kriteria abrasi, stabilitas selama penarikan (towing), ukuran kapal
penarik dan panjang optimum segmen pipa. Survey rute dan survey tempat
instalasi menyangkut detail insvestigasi terhadap kondisi tanah, arus dasar
perairan, kontur dasar perairan, dan indentifikasi terhadap halangan sepanjang
jalur penarikan. Untuk pipa yang di bangun di daerah perairan dangkal maka
pembuatan parit/trench perlu
dilakukan sesuai dengan peraturan yang berlaku dan untuk kepentingan stabilitas
pipa itu sendiri. Sketsa dari metode ini dapat dilihat pada Gambar 4.
Gambar 4 Sketsa metode instalasi bottom tow
|
- Surface tow dan Mid-depth tow
Surface tow, seperti yang digambarkan pada Gambar 5,
menggunakan ponton untuk menopang pipa agar berada di permukaan atau dekat
permukaan air.
Gambar 5
Sketsa instalasi metode surface tow
|
Sedangkan mid depth tow, seperti yang di
perlihatkan pada Gambar 6, menggunakan peralatan untuk mengapungkan
pipa di bawah permukaan air untuk menghindari dari beban gaya gelombang yang
besar selama proses penarikan.
Gambar 6
Sketsa metode instalasi mid depth tow
|
Pada pelaksanaan kedua metode ini diperlukan dua buah barge/kapal untuk mengontrol pengapungan
rangkaian pipa, dua kapal tersebut terdiri dari kapal penarik (tow vessel)
dan kapal penahan (hold-back vessel). Pelampung pada rangkaian pipa ini
dipasang ketika pipa masih di darat, dan ketika sudah berada pada tempat pipa
tersebut digelar/diinstal menggunakan lay-barge yang dilengkapi dengan stinger.
- Off-Bottom Tow
Off bottom tow adalah metode instalasi yang diadaptasi dari metode mid-depth tow.
Dalam pelaksanaanya metode ini juga mengunakan dua buah
kapal, sama seperti metode mid-depth tow. Perbedaannya adalah
pada
metode ini digunakan rantai yang
menggantung pada setiap pelampung, rantai ini berfungsi sebagai penyeimbang
agar rangakaian pipa berada pada kedalaman yang telah ditentukan dan dapat
menahan pipa tetap stabil ketika ada arus lateral selama proses penarikan.
Ilustrasi metode ini dapat dilihat pada Gambar 7.
Gambar 7
Sketsa metode instalasi off bottom tow
|
Daftar Pustaka
Abidin,
Zenal. 2008. “Analisis On-Bottom
Stability dan Instalasi Pipa Bawah Laut di Daerah Shore Approach”. Indonesia: Institut Teknologi Bandung.
Komentar
Posting Komentar